Last Updated on Agustus 14, 2025 by Mas Rifan
Di era komunikasi serba cepat, WhatsApp (WA) menjadi salah satu jalur utama untuk membangun koneksi baru. Entah untuk keperluan kerja, networking, atau sekadar memperluas lingkar pertemanan, kemampuan membuka percakapan yang tepat lewat WA dapat menentukan kesan pertama. Namun, menghubungi orang yang belum dikenal memerlukan strategi dan etika khusus agar pesan tidak dianggap mengganggu.
Penelitian tentang komunikasi digital menunjukkan bahwa pesan singkat yang tepat sasaran mampu membangun kesan positif sejak interaksi awal. Sherman dan tim dari University of California, Los Angeles menemukan bahwa interaksi berbasis teks dapat memengaruhi persepsi kepercayaan dan keterbukaan seseorang dalam percakapan awal. Hal ini membuktikan pentingnya memikirkan pesan pembuka dengan matang.
Memahami Intent: Kenalan untuk Apa?
Sebelum mengirim pesan, pahami dulu tujuan Anda. Intent atau niat memengaruhi pilihan kata, nada bicara, dan panjang pesan.
Jenis intent yang umum:
- Networking profesional: untuk membangun relasi kerja atau bisnis.
- Kolaborasi proyek: ajakan kerja sama atau diskusi ide.
- Pertemanan umum: menambah lingkar sosial tanpa tujuan komersial.
- Cari pacar: membangun kedekatan pribadi.
Menentukan intent sejak awal membantu Anda menyusun pesan yang relevan dan menghindari kesalahpahaman.
Aturan Etika & Legal saat Mengontak Orang Baru via WA
Menghubungi orang asing tanpa izin bisa menimbulkan kesan negatif. Karena itu, penting mengikuti etika komunikasi:
- Kirim pesan pada jam yang wajar (09.00–21.00).
- Perkenalkan diri dengan jelas.
- Sebutkan sumber Anda mendapatkan nomor tersebut.
- Jangan mengirim spam atau pesan beruntun tanpa respons.
- Hormati privasi; jika diminta berhenti, patuhi.
Konsep ini sejalan dengan prinsip privasi digital dan etika komunikasi yang juga diatur dalam General Data Protection Regulation (GDPR) di Eropa dan diadopsi dalam berbagai kebijakan privasi global.
Berkaitan: Ketahuan! Kenapa Nomor Tidak Bisa Terhubung Ke WhatsApp Ini 4 Penyebab dan Solusinya
Persiapan Sebelum Mengirim Pesan Pertama
Persiapan menentukan tingkat keberhasilan pesan Anda. Lakukan langkah berikut:
- Cari konteks perkenalan
Apakah Anda mendapat nomor dari teman, acara, atau grup tertentu? Cantumkan di pesan. - Sesuaikan bahasa
Gunakan bahasa formal untuk tujuan profesional, santai untuk pertemanan. - Periksa profil WA
Informasi di foto atau status bisa menjadi bahan pembuka percakapan.
Contoh pembuka:
“Halo, perkenalkan saya Andi. Saya dapat nomor ini dari Budi nih, saat acara seminar kemarin. Apakah Anda punya waktu sebentar untuk sedekar chat hhe?”
Contoh Pesan Pembuka yang Efektif
Berikut lima template yang bisa disesuaikan dengan intent:
Networking profesional
“Selamat pagi, saya Dinda dari komunitas Startup Bandung. Nomor Anda saya dapat dari grup forum kemarin. Saya tertarik berdiskusi soal peluang kolaborasi.”
Kolaborasi proyek
“Halo, saya Rudi, mahasiswa arsitektur ITB. Nomor ini saya dapat dari panitia lomba desain. Apakah Anda tertarik membicarakan ide proyek yang saya kirim?”
Pertemanan umum
“Hai, Aku Riski. Kita bertemu di pameran buku minggu lalu loh. Senang rasanya bisa lanjut ngobrol di sini.”
Cari pacar atau personal
“Halo, saya Rio. Kita sempat ngobrol singkat di kafe dekat kampus kemarin loh masih inget kan? Boleh kita kenalan?
Follow-up acara
“Selamat sore, ini Indra dari kelas pelatihan digital marketing kemarin. Terima kasih sudah berbagi insight. Boleh saya minta pendapat Anda tentang ide yang saya buat?”
Bahasa & Gaya: Apa yang Sebaiknya Dihindari
Hindari:
- Singkatan berlebihan yang membuat pesan sulit dibaca.
- Meme atau gambar yang tidak relevan pada pesan awal.
- Emoji berlebihan yang mengaburkan maksud pesan.
Penelitian dalam jurnal Frontiers in Psychology menegaskan bahwa kejelasan dan kesesuaian gaya bahasa berpengaruh langsung terhadap tingkat respons dalam komunikasi berbasis teks.
Berkaitan: Apakah Kalau Ganti Nomor WhatsApp Grup Akan Hilang Begini Penjelasanya Simak
Mengelola Respons: Jika Direspon, Diabaikan, atau Ditolak
- Direspon positif: balas dengan sopan, lanjutkan percakapan sesuai topik.
- Tidak ada respons: tunggu 2–3 hari sebelum mengirim follow-up sopan.
- Ditolak: ucapkan terima kasih dan akhiri percakapan.
Contoh follow-up sopan:
“Halo, saya hanya ingin memastikan apakah pesan saya sebelumnya sudah Anda terima. Jika belum sempat membalas, tidak masalah.”
Strategi Pengembangan Hubungan Setelah Percakapan Awal
Jika percakapan berjalan lancar:
- Ajak berdiskusi lebih mendalam lewat panggilan suara atau tatap muka.
- Jangan mengirim pesan terlalu sering; beri ruang.
- Berikan nilai dalam percakapan, misalnya berbagi informasi bermanfaat.
Studi perilaku pengguna online dari Pew Research menunjukkan bahwa hubungan digital yang konsisten dan saling menguntungkan lebih cenderung bertahan lama.
Berkaitan: Ketahui Operator Seluler atau Jaringan Wi-Fi Tidak Mendukung Panggilan Whatsapp Ini Penyebabnya
Kesalahan Umum & Cara Memperbaikinya
- Langsung promosi > Ganti dengan membangun percakapan ringan dahulu.
- Terlalu panjang di pesan awal > Ringkas jadi 2–3 kalimat.
- Tidak memperkenalkan diri > Selalu sebut nama dan sumber nomor.
Kesimpulan
Menghubungi orang baru lewat WA butuh kombinasi strategi, etika, dan kejelasan tujuan. Mulai dari menentukan intent, mempersiapkan pesan, hingga mengelola respons, semua berperan dalam menciptakan kesan pertama yang positif. Gunakan contoh template di atas sebagai inspirasi, lalu sesuaikan dengan gaya komunikasi Anda.
Kesan pertama tidak datang dua kali, pastikan pesan pertama Anda meninggalkan jejak yang tepat.